Selasa, 30 September 2014

Pendidikan Dasar dan Ilmu Perilaku

 

 

 

PRINSIP-PRINSIP PENDIDIKAN KESEHATAN

Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi pada kenyataannya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya dalam program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan. Meskipun program itu mungkin telah melibatkan pendidikan kesehatan tetapi kurang memberikan bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan jelas memperlihatkan hasil. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan itu tidak segera membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur. Hal ini memang benar karena pendidikan adalah merupakan 'behavioral investment' jangka panjang. Hasil investment pendidikan kesehatan baru dapat dilihat beberapa tahun kemudian. Dalam waktu yang pendek (immediate impact) pendidikan kesehatan hanya menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan masyarakat. Sedangkan peningkatan pengetahuan saja belum akan berpengaruh langsung terhadap indikator kesehatan. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan. Hal ini berbeda dengan program kesehatan yang lain, terutama program pengobatan yang dapat langsung memberikan hasil (immediate impact) terhadap penurunan kesakitan.
1. Peranan Pendidikan Kesehatan
Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di Amerika Serikat sebagai salah satu negara yang sudah maju, Blum menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar terhadap status kesehatan. Kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku mempunyai andil nomor 2, pelayanan kesehatan dan keturunan mempunyai andil yang paling kecil terhadap status kesehatan. Bagaimana proprorsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status kesehatan di negara-negara berkembang, terutama di Indonesia belum ada penelitian. Apabila dilakukan penelitian mungkin perilaku mempunyai kontribusi yang lebih besar. Penelitian penulis di Kecamatan Pasar Rebo Jakarta Timur tentang status gizi anak balita dengan menggunakan analisis stepwise, terbukti variabel perilaku terseleksi sedangkan variabel pendapatan per kapita (ekonomi) tidak terseleksi. Meskipun variabel ekonomi disini belum mewakili seluruh variabel lingkungan tetapi paling tidak pengaruh perilaku lebih besar daripada variabel-variabel lain. Selanjutnya Lewrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatarbelakangi atau dipengaruhi oleh 3 faktor pokok yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors) dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing factors). Oleh sebab itu pendidikan kesehatan sebagai faktor usaha intervensi perilaku harus diarahkan kepada ketiga faktor pokok tersebut.
Dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi faktor perilaku sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai kesehatan. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan adalah suatu usaha untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan.
2. Konsep Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah adalah suatu penerapan konsep pendidikan di bidang kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan. Oleh sebab itu konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan yang diaplikasikan pada bidang kesehatan. Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok atau masyarakat. Konsep ini berangkat dari suatu asumsi bahwa manusia sebagai makhluk sosial dalam kehidupannya untuk mencapai nilai-nilai hidup di dalam masyarakat selalu memerlukan bantuan orang lain yang mempunyai kelebihan (lebih dewasa, lebih pandai, lebih mampu, lebih tahu dan sebagainya). Dalam mencapai tujuan tersebut, seorang individu, kelompok atau masyarakat tidak terlepas dari kegiatan belajar. Kegiatan atau proses belajar dapat terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja. Seseorang dapat dikatakan belajar apabila didalam dirinya terjadi perubahan, dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat mengerjakan menjadi dapat mengerjakan sesuatu. Namun demikian tidak semua perubahan itu terjadi karena belajar saja, misalnya perkembangan anak dari tidak dapat berjalan menjadi dapat berjalan. Perubahan ini terjadi bukan hasil proses belajar tetapi karena proses kematangan. Dari uraian singkat ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan belajar itu mempunyai ciri-ciri : belajar adalah kegiatan yang menghasilkan perubahan pada diri individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar, baik aktual maupun potensial. Ciri kedua dari hasil belajar adalah bahwa perubahan tersebut didapatkan karena kemampuan baru yang berlaku untuk waktu yang relatif lama. Ciri ketiga adalah bahwa perubahan itu terjadi karena usaha dan disadari, bukan karena kebetulan. Bertitik tolak dari konsep pendidikan tersebut maka konsep pendidikan kesehatan itu juga proses belajar pada individu, kelompok atau masyarakat dari tidak tahu tentang nilai-nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah-masalah kesehatannya sendiri menjadi mampu, dan lain sebagainya. Berangkat dari konsep pendidikan kesehatan dan bagan di bawah, pendidikan kesehatan didefenisikan sebagai usaha atau kegiatan untuk membantu individu, kelompok atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (perilaku)nya / mereka untuk mencapai kesehatannya / kesehatan mereka secara optimal. Disamping konsep pendidikan kesehatan tersebut di atas, para ahli pendidikan kesehatan juga telah mencoba membuat batasan tentang pendidikan kesehatan yang berbeda-beda sesuai dengan konsep mereka masing-masing tentang pendidikan. Batasan-batasan yang sering dijadikan acuan antara lain dari Nyswander, Stuart, Green, tim ahli WHO dan lain sebagainya.
3. Proses Pendidikan Kesehatan
Seperti telah disebutkan di atas bahwa prinsip pokok pendidikan kesehatan adalah proses belajar. Didalam kegiatan belajar terdapat 3 persoalan pokok, yakni persoalan masukan (input), proses dan persoalan keluaran (output). Persoalan masukan dalam pendidikan kesehatan adalah menyangkut sasaran belajar (sasaran didik) yaitu individu, kelompok, atau masyarakat yang sedang belajar itu sendiri dengan berbagai latar belakangnya. Persoalan proses adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada diri subjek belajar tersebut. Didalam proses ini terjadi perubahan timbal balik antara berbagai faktor, antara lain : subjek belajar, pengajar (pendidik atau fasilitator), metode & teknik belajar, alat bantu belajar, dan materi atau bahan yang dipelajari. Sedangkan keluaran adalah merupakan hasil belajar itu sendiri yaitu berupa kemampuan atau perubahan perilaku dari subjek belajar. Proses kegiatan belajar tersebut dapat digambarkan pada bagan di bawah ! Beberapa ahli pendidikan mengelompokkan faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ke dalam 4 kelompok besar, yakni faktor materi (bahan belajar), lingkungan, instrumental dan subjek belajar. Faktor instrumental ini terdiri dari perangkat keras (hardware) seperti perlengkapan belajar dan alat-alat peraga dan perangkat lunak (software) seperti fasilitator belajar, metode belajar, organisasi dan sebagainya. Dalam pendidikan kesehatan subjek belajar ini dapat berupa individu, kelompok atau masyarakat.

Kesehatan Lingkungan



Pengertian Kesehatan Lingkungan sehat menurut WHO adalah “Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”. Sementara pengertian Lingkungan Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976) adalah ”Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”
Terdapat beberapa pendapat tentang pengertian Kesehatan Lingkungan sebagai berikut :

a. Pengertian Kesehatan Lingkungan Menurut World Health Organisation (WHO) pengertian Kesehatan Lingkungan : Those aspects of human health and disease that are determined by factors in the environment. It also refers to the theory and practice of assessing and controlling factors in the environment that can potentially affect health. Atau bila disimpulkan “Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.”

b. Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) “Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.”

c. Apabila disimpulkan Pengertian Kesehatan Lingkungan adalah “ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju keseimbangan ekologi pada tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”



Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang essensial di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan faktor keturunan. Lingkungan memberikan kontribusi terbesar terhadap timbulnya masalah kesehatan masyarakat.
Ruang lingkup Kesehatan lingkungan adalah :

a. Menurut WHO
1) Penyediaan Air Minum
2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3) Pembuangan Sampah Padat
4) Pengendalian Vektor
5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6) Higiene makanan, termasuk higiene susu
7) Pengendalian pencemaran udara
8) Pengendalian radiasi
9) Kesehatan kerja
10) Pengendalian kebisingan
11) Perumahan dan pemukiman
12) Aspek kesling dan transportasi udara
13) Perencanaan daerah dan perkotaan
14) Pencegahan kecelakaan
15) Rekreasi umum dan pariwisata
16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk.
17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

b. Menurut UU No 23 tahun 1992 Tentang Kesehatan (Pasal 22 ayat 3), ruang lingkup kesehatan lingkungan sebagai berikut :
1) Penyehatan Air dan Udara
2) Pengamanan Limbah padat/sampah
3) Pengamanan Limbah cair
4) Pengamanan limbah gas
5) Pengamanan radiasi
6) Pengamanan kebisingan
7) Pengamanan vektor penyakit
8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

Selasa, 16 September 2014

Biostatistika

Statistika adalah ilmu pengetahuan tentang pengembagan dan aplikasi metode pengumpulan, pengolahan, penyajian, analisa/intrepretasi data numerik, sehingga kesalhan dalam pengambilan kepuatusan dapat diperhitungkan secara numerik.
Sedangkan Biostatistika adalah cabang ilmu statistik yang berkaitan dengan apliksai metode statistik pada persoalan dibidang biologi dan kedokteran.
Dalam Statistika Kesehatan data yang dibutuhkan lebih banyak menjurus pada perencanaan, pelaksanaan & penilaian program kesehatan, yang termasuk di dalamnya : Morbiditas (frekuensi dan penyebab kesakitan), Statistik Rumah sakit (jumlah pasien, lama perawatan, dll), Statistik Pelayanan (imunisasi, kesehatan gigi, KB, dll).
Fungsi Statistik Dalam Bidang Kesehatan :
  • Memeberikan gambaran/keterangan tentang masalah kesehatan
  • Penentuan prioritas masalah yang perlu ditanggulangi
  • Bahan yang dapat digunakan untuk perencanaan bidang kesehatan
  • Dapat membandingkan tingkat kesehatan masyarakat
  • Menilai dan menganalisa hasil usaha kesehatan
  • Dapat menentukan kebutuhan dalam bidang kesehatan yang sudah atau belum dipenuhi
  • Dapat mencari hubungan sebab dan akibat
  • Dokumentasi data kesehatan masyarakat
Dilihat berdasarkan tahap-tahap kerjanya, maka ruang Lingkup kajian Statistik dapat dibedakan dalam 2 macam yaitu :
  1. Statistic Deskriptif, yaitu suatu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai terbatas pada : Pengumpulan data, Pengolahan data, Penyajian data dan Analisa data yang tanpa perlu adanya peramalan atau pembuktian statistic
  2. Statistik Inferensial, yaitu statistic yang metode dan prosedur yang dipakai sama seperti pada statistic deskriptif namun disertai pengambilan kesimpulan denganpembuktian secara statistic terhadap hasil dari sampel atau populasi
Dalam statistik sumber segala informasi yang telah melalui berbagai proses pengolahan, cleaning, dan sebagainya pasti berasal data data mentah. Sedangkan data sendiri dapat diartikan sebagai fakta atau keterangan mengenai suatu benda, persoalan dan keadaan.
Dalam Ilmu ststistik Data dapat dibagi menjadi 2, yaitu :
1.  Data Kualitatif, data berbentuk kalimat
2. Data Kuantitatif, data berbentuk bilangan atau angka, yang data ini juga dapat dibedakan menjadi 2:
  1. deskrit ——> data berbentuk bilangan bulat (kunjungan pasien, jumlah anak, dll)
  2. kontinue —–> data berbentuk bilangan pecahan ( BB, TB, dsb)
Khusus dalam Statistik Kesehatan, Sumber data yang dipakai meliputi : Data Primer (survey, sensus, experiment) dan Data Sekunder (pencatatan peristiwa vital seperti kematian dan kelahiran, Catatan Khusus serta laporan dan Publikasi)
Menurut skala ukur, data dapat dibagi dalam 4 jenis :
  • Data berskala Nominal
  • Data berskala ordinal
  • Data berkala interval
  • Data berkala rasio

Selasa, 02 September 2014

Epidemiologi




Epidemiologi adalah sebuah studi yang mempelajari distribusi pasien sehat dan sakit dan mempelajari deviasi yang terjadi dalam populasi. Ilmu yang asal katanya berasal dari bahasa Yunani dengan nama: Epi:”diatas”-Demos:”masyarakat” dan Logos:”Ilmu”.
 

Triad epidemiologi terdiri dari tiga komponen yaitu: host, agent, and environment. Ada dua pembagian dari epidemiologi yaitu epidemiologi deskriptif yang mempelajari tentang insidensi dan prevalensi dari suatu penyakit di daerah tertentu. Pembagian lainnya dari epidemiologi adalah epidemiologi analitik yang bertujuan untuk mencari faktor risiko dari penyakit-penyakit. Selain mengetahui faktor-faktor risiko epidemiologi analitik ini juga penting dalam membuat alat diagnostik yang berkualitas. Ruang lingkup epidemiologi analitik ini sangat berkaitan dengan Evidence Based Medicine dimana hasil dari penelitian epidemiologi analitik ini nanti akan berguna dalam menentukan terapi dan juga prognosis pasien.

Banyak sekali manfaat dari belajar epidemiologi. Selain kita dapat memahami keadaan status kesehatan dari populasi. Kita juga dapat mengenali apakah sedang ada kejadian luar biasa/epidemi. Melakukan evaluasi dari program-program kesehatan dan efektivitas dari program kesehatan. Melakukan dukungan dari sistem kesehatan dan pelayanan rumah sakit.


Suatu kejadian epidemiologis dapat dijelaskan dengan suatu model yang disebut dengan model epidemiologis. Model epidemiologis adalah suatu model yang dapat menjelaskan faktor-faktor yang penting agar suatu kejadian epidemiologik dapat terjadi. Ada beberapa jenis model epidemiologi yang pertama adalah jaring-jaring kausasi dan model epidemiologik itu sendiri.

Gambar diatas adalah jaring-jaring kausasi. Faktor-faktor seperti overcrowding, malnutrisi, vaksinasi dan genetik menyebabkan “host” menjadi rentan terhadap penyakit. Dorongan beruapa paparan terhadap agen infeksius yaitu kuman Mycobacterium tuberculosis menyebabkan infeksi yang akhirnya berakhir sebagai tuberculosis.

Selain jaring-jaring kausasi ada satu model lagi yang sering dipakai oleh ilmuwan yaitu triad epidemiologi. Gambar dibawah ini menerangkan triad epidemiologi. Penyakit disebabkan oleh interaksi tiga faktor penting yaitu: host, agen dan juga lingkungan.

Di dalam “host” yang paling berpengaruh adalah faktor-faktor intrinsik, faktor fisik seseorang, kesehatan psikologis seseorang dan juga daya tahan tubuh. Di faktor agent yang paling penting adalah jumlah patogen beserta seberapa infeksius dan patogen bakteri/virus tersebut. Faktor terakhir yang tidak kalah penting adalah lingkungan. Lingkungan dalam hal ini bisa lingkungan tempat tinggal dan juga lingkungan kerja.
Pencegahan dalam Epidemiologi


Salah satu konsep yang paling penting dalam pendekatan epidemiologis adalah konsep pencegahan. Ada tiga level pencegahan yaitu:

1)Pencegahan primer
Pencegahan yang dilakukan di masyarakat yang bertujuan untuk mengurangi kesempatan seseorang terkena suatu penyakit/disfungsi tertentu. Dalam kasus ini, individu belum terkena penyakit.  Pada pencegahan primer ada dua jenis pencegahan yang dilakukan yaitu “pre-exposure stage” yaitu mencegah faktor-faktor yang mungkin di kemudian hari akan berkembang menjadi penyakit. sebagai contoh adalah memperbaiki kabel listrik yang sudah terkelupas dan mencegah exposure pada agent: seperti misalnya mengenakan masker ketika berhubungan dengan pasien yang terkena tuberculosis

2)Pencegahan sekunder
Pada pencegahan sekunder, dokter berhasil mendeteksi penyakit dalam stadium-stadium awal penyakit sebelum timbulnya komplikasi. Tujuan dari pencegahan ini adalah mengembalikan pasien ke keadaan tubuh sebelum sakit. Sebagai contoh, pada pasien demam berdarah dengue, pada stadium awal peyakit DBD kita sudah berhasil mendeteksi dan melakukan terapi cairan sebelum timbul komplikasi lebih lanjut.

3)Pencegahan tersier
Dilakukan program rehabilitasi sebelum keadaan penyakit tambah parah.

Fungsi Identifikasi Epidemiologik
Salah satu fungsi ilmu epidemiologi yang sudah disebutkan tadi adalah untuk mengidentifikasi penyakit-penyakit di lingkungan sebelum keadaan tambah parah. Identifikasi dilakukan dengan melakukan notifikasi kepada pihak yang berwajib di masyarakat. Rantai identifikasi penyakit adalah sebagai berikut:

Sub-district (kecamatan) –>district –>province –>national –>WHO

Untuk mengetahui apakah suatu penyakit sudah masuk dalam klasifikasi “parah” atau tidak. Kita lebih baik memiliki ukuran-ukuran yang menjadi patokan dalam menentukan derajat keparahan suatu penyakit. Beberapa ukuran-ukuran yang wajib kita ketahui adalah ...

1)Rates :
Contoh: Mortality rate,
Rates diartikan sebagai kejadian yang terjadi dibagi dengan populasi yang mengalami risiko terkena penyakit tersebut.
Sebagai contoh: infant mortality rate diartikan sebagai:

Jumlah kematian infant dalam suatu tempat/jumlah infant yang ada di daerah *
*=orang dewasa tidak termasuk dalam perhitungan. Jadi hanya mereka yang memiliki risiko tinggi saja untuk terkena penyakit tersebut.

2)Ratio
Contoh: Maternal mortality ratio
Ratio diartikan sebagai kejadian yang dibagi dengan kejadian lainnya sehingga hasilnya adalah sebuah rasio.
Sebagai contoh:

Maternal mortality ratio
Kematian ibu/jumlah proses kelahiran
Dua-duanya adalah sebuah “kejadian” yaitu kematian ibu dan juga proses kelahiran yang terjadi.

3)Relative risk
Rasio seseorang dapat terkena suatu penyakit antara mereka yang terpapar oleh suatu faktor risiko dengan mereka yang tidak terpapar dengan faktor risiko tersebut.
Rumus dari relative risk adalah:

RR= Incidence of disease in exposed group/incidence of disease in non-exposed group
Sebagai contoh adalah kita sedang meneliti pengaruh merokok terhadap risiko terkena kanker paru-paru. Pertama, kita lihat berapa banyak orang terkena kanker pada mereka yang tidak merokok. Setelah itu, kita hitung banyaknya kasus kanker paru2 pada mereka yang merokok satu batang, 2 batang sampai 1 bungkus per hari. Dari situ kita akan dapat menghitung relative risk dari rokok terhadap kanker paru2.

Attributable Risk
Jumlah dari orang yang terkena penyakit yang dapat disimpulkan bahwa hal ini “disebabkan” oleh paparan dari faktor risiko.

Attributable risk = insidensi/mortalitas pada mereka yg terkespos – insidensi/mortalitas pada mereka yang tidak terekspos

Sebagai contoh, kita ingin meneliti pengaruh merokok terhadap risiko kena kanker paru-paru. Pertama, kita lihat berapa bayak orang yang tidak merokok dan terkena kanker paru-paru. Ini kita tetapkan sebagai nilai baselinenya. sebagai contoh, mesikipun dia tidak merokok ada 7 orang terkena kanker paru-paru Apabila misalnya kita menemukan bahwa apabila merokok satu batang ada 32 orang yang terkena kanker paru-paru. Attributable risknya adalah 32-7 jadi 25 orang sebagai attributable risk dari merokok terhadap kanker paru2.

Selain istilah-istilah diatas kita juga harus memahami istilah-istilah dasar epidemiologis lainnya seperti:

Morbiditas:
Morbiditas sebetulnya berarti penyakit. Seringkali kita mendengar istilah “komorbiditas” yang berarti timbulnya dua pneyakit secara bersamaan.

Mortalitas:
Mortalitas artinya kematian.

Epidemic:/Pandemic/Endemic:

Rates:
Rates dalam epidemiologis menandakan bahwa ada dua hal yang dibandingkan. Satu sebagai pembilang dan yang lain akan bertindak sebagai penyebut. Pembilang biasanya adalah jumlah kejadian yang terjadi sedangkan penyebut adalah jumlah populasi yang menjadi objek penelitian.
Contoh: Infant mortality rates:
X (jumlah bayi yang mati di suatu daerah)/1.000 bayi (sebagai denominator)
Maternal mortality rate
X (jumlah ibu yang mati di suatu daerah)/1.000.000 ibu yang sedang hamil atau 42 hari dari terminasi kelahiran)

Insidensi:
Jumlah banyaknya orang yang baru terkena penyakit dibagi dengan berapa orang yang berisiko untuk terkena penyakit tersebut.
Contoh:
Seorang peneliti ingin mencari tahu berapa insidensi orang yang terkena kanker prostat di dalam puskesmas X pada tahun 2012. Kita mencari tahu dengan membagi kasus baru yang terjadi di puskesmas X pada tahun 2012 yaitu 77 kasus dibagi dengan laki-laki yang terdapat di puskesmas X. Ingat bahwa kanker prostat hanya dapat terjadi di laki-laki

Prevalensi
Jumlah banyaknya orang yang terkena suatu penyakit dibagi dengan banyaknya orang yang terdapat di daerah yang sama pada pertengahan tahun.

Crude Mortality Rate:
Jumlah banyaknya orang yang mati di suatu tempat dalam jangka waktu satu tahun. Kematian ini dapat diseabkan oleh sebab apapun. Jumlah kematian ini dibagi dengan populasi rata-rata dalam daerah tersebut. Dihasilkan crude mortality rate suatu daerah per 100.000 penduduk.

Cause-specific mortality rate:
Berbeda dengan crude mortality rate dimana sebab kematian tidak dijelaskan dengan rinci. Cause specific mortality rate menjelaskan secara rinci sebab kematiannya. Misalnya, kematian akibat senjata api.

Age specific mortality rate
Mirip dengan crude mortality rate, namun pada age specific mortality rate tergantung dari umur penderita atau kelompok umur penderia.
Contoh:
Under 5 mortality rate: jumlah kematian oleh segala sebab yang terjadi dalam setahun pada suatu populasi dibagi rata-rata populasi dalam grup yang sama/100.000 populasi per tahun.
Untuk mendapatkan data epidemiologis yang optimal. Tidak hanya kita menggunakan age-adjusted (tergantung umur) tapi bisa juga kematian diatur oleh: ras, jenis kelamin, tingkat edukasi, tingkat sosio-ekonomik dan juga agama.

Maternal mortality ratio
Maternal mortality ratio berarti jumlah ibu yang meninggal/jumlah kelahiran dalam setahun dalam 100.000 kelahiran per tahun.

Case fatality percentage
Nilai ini digunakan untuk mengetahui berapa banyak orang yang mati yang disebabkan oleh suatu penyakit/banyaknya orang yang terkena kasus penyakti tersebut. Tujuan nilai ini adalah untuk mengetahui berapa tingkat kematian penyakit tersebut.
Contoh:
Orang yang terkena flu burung di suatu kabupaten adalah 1000 orang. Jumlah orang yang mati adalah 50 orang maka case fatality percentagenya adalah: 50/1000 = 0.05

Fertility Rate
Bagian ini menelaah variabel-variabel yang berkaitan dengan derajat reproduksi suatu bangsa. Ada beberapa variabel penting dari fertility rate:

Crude birth rate:
Variabel ini mengukur secara “kotor” jumlah kelahiran. Cara mengukurnya sangat mudah yaitu jumlah kelahiran dibagi dengan populasi suatu negara.

General Fertility Rate
Variabel ini mengukur jumlah kelahiran dibandingkan terhadap banyaknya perempuan dalam usia 15-49 tahun. Umur 15-49 tahun ini diambil karena usia tersebut dianggap usia yang produktif.

Age specific fertility rate
Untuk mengetahui jumlah kelahiran dibandingkan terhadap banyaknya perempuan dalam suatu usia tertentu. Misalnya, kita ingin tahu erapa banyak kelahiran pada perempuan berumur 17 tahun.

Gross Reproductive Rate
Variabel ini mengukur kemampuan reproduktif suatu bangsa dengan mengukur berapa banyak anak perempuan yang akan lahir dari suatu perempuan sampai perempuan tersebut berumur 45 tahun.
Bagaimana kita menginterpretasikan informasi dari hasil-hasil epidemiologis?
Ada dua cara untuk menginterpretasikannya. Yang pertama adalah mengukur perubahan pada populasi. Untuk mengetahui perubahan populasi biasanya kita mengukur dari jumlah kelahiran, kematian dan juga migrasi.

Untuk mengukur tingkat kesehatan suatu populasi biasanya kita menggunakan infant mortality rate dan maternal mortality rate. Keputusan untuk mengukur dua variabel ini disebabkan karena kedua variabel tersebut paling sensitif terhadap perubahan-perubahan pada tingkat kesehatan masyarakat.
Dalam merencanakan suatu program kesehatan sebaiknya kita harus mengetahui manakah orang-orang yang paling memerlukan bantuan.

Senin, 18 Agustus 2014

Sejarah Ilmu Kesehatan

Ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

 

Ilmu kesehatan masyarakat telah dikenal sejak zaman Yunani Kuno. Di dalam masyarakat Yunani, berkembang cerita mitos (mitologi) tentang pasangan suami isteri Asclepius dan Higeian. Mereka berdua adalah pakar kesehatan yang memiliki dua pendekatan yang berbeda. Asclepius mengobati penyakit dengan cara pembedahan dan pengobatan. Sedangkan Hiegeia mengajarkan cara mencegah penyakit, makan sehat, dan menghindari makanan/minuman yang mengandung racun.










Dari cerita Asclepius dan Higeia muncul dua pendekatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan, yakni:

1. Kelompok atau aliran yang cenderung menunggu terjadinya penyakit (setelah sakit), selanjutnya disebut sebagai pendekatan kuratif (pengobatan), misalnya dokter, dokter gigi, psikiater, dan praktisi lainnya.

2. Kelompok atau aliran yang cenderung melakukan upaya pencegahan penyakit (preventive health care) dan meningkatkan kesehatan sebelum terjadinya penyakit. Yang termasuk dalam kelompom ini adalah para pakar atau praktisi kesehatan yang biasanya pekerja sebagai petugas penyuluh kesehatan.

Dua jenis aliran atau pendekatan di atas tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Kesehatan masyarakat tidak bisa bertumpu pada pendekatan kuratif (penyembuhan) saja karena pendekatan tersebut bersifat reaktif dan parsial. Pasien ditangani ketika sudah terjadi penyakit (reaktif) dan hanya menangani pada bagian tubuh (organ) tertentu yang sakit padahal tubuh manusia adalah stau kesatuan biologis.

Sebagai suatu ilmu, kesehatan masyarakat memiliki pilar utama, yakni sebagai berikut:

1. Epidemiologi

Epidemiologi adalah studi mengenai penyakit menular atau epidemi. Saat ini, Epidemiologi tidak hanya dianggap kajian mengenai penyakit menular, tetapi mengenai penyebaran penyakit secara umum dalam konteks lingkungan tertentu.

2. Biostatistika/statistik kesehatan

Statistik kesehatan merupakan kajian statistik dalam bidang kesehatan. Sebagaimana halnya ilmu statistik, statistik kesehatan mengumpulkan, mengompilasi, mengolah dan menginterpretasi fakta numerik dalam masalah kesehatan. Statistik dalam bidang kesehatan digunakan untuk menilai kesehatan masyarakat secara umum maupun kesehatan individu.

3. Kesehatan lingkungan

Kesehatan lingkungan merupakan suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang baik dan optimal sehingga dapat berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang baik pula.

4. Pendidikan dasar dan ilmu perilaku

Pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Banyak sekali pelayanan kesehatan yang tidak dibarengi dengan pendidikan kesehatan sehingga masyarakat tidak memiliki pengetahuan mengenai cara menjaga kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan investasi jangka panjang dengan cara menanamkan pengetahuan kesehatan kepada masyarakat. Pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah dari pendidikan kesehatan. Selanjutnya perilaku kesehatan akan meningkatkan indikator dan statistik kesehatan.

5. Manajemen kesehatan masyarakat

Dalam kegiatan apa saja, kegiatan harus memiliki pengaturan agar mencapai hasil yang efektif. Demikian pula halnya dalam pelayanan kesehatan masyarakat yang memerlukan pengaturan yang baik agar tujuan program kesehatan dapat tercapai dengan baik. Proses pengaturan tersebut dinamakan sebagai manajemen.

6. Gizi Masyarakat

Gizi mempelajari mengenai cara makan yang benar dan sehat dengan mengetahui jenis makanan dan jumlah kalori yang tepat. Dewasa ini, banyak penyakit kekurangan gizi atau gizi buruk yang bisa ditemukan di dalam masyarakat. Hal itu adalah cerminan lemahnya kesadaran masyarakat akan gizi.

7. Kesehatan kerja

Kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungannya. Kesehatan kerja bertujuan untuk memperoleh level kesehatan yang setinggi-tingginya, secara fisik, mental, dan sosial bagi kelompok masyarakat pekerja dan lingkungan dalam suatu perusahaan melalui upaya pencegahan, kampanye dan kuratif untuk mengatasi penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan yang timbul akibat masalah kesehatan dan lingkungan tempat kerja.

Secara garis besar, upaya penerapan ilmu kesehatan masyarakat yakni sebagai berikut:

a. Memberantas penyakit, baik yang menular maupun tidak.

b. Memperbaiki sanitasi atau kebesihan lingkungan.

c. Memperbaiki pemukiman agar lebih sehat dan bersih.

d. Pendidikan (penyuluhan) mengenai kesehatan kepada masyarakat.

f. Melayani ibu dan anak secara khusus untuk mengatasi masalah kesehatan ibu dan anak.

g. Membina gizi masyarakat secara baik dan tepat.

h. Mengawasi sanitasi di tempat umum.

i. Mengawasi obat-obatan, makanan dan minuman.

j. Melibatkan masyarakat agar berperan serta secara aktif dalam membangun kesehatan masyarakat.